Berawal dari murung lalu terkungkung lantas terkurung dalam lembah penuh belatung, kata yang tak bermakna membuat langkah terpasung dan aku mematung dalam rindu yang berkarung, berusaha melepas wajahmu hampir mati aku bertarung. secerik senyumu yang langka namun kenangan mengapa berganda ? ditengah hutan belantara aku tersasar memanggil diri yang tak lagi kukenali, sisa malam, serpihan pagi, dan senja yang tak berwujud lagi, oh jiwa yang pergi tolonglah kembali.lihatlah aku yang menari tanpa bumi, bernyanyi tanpa bunyi didekap hangat tubuh sunyi berselimut sendiri, mencintaimu adalah mati tanpa kehilangan denyut nadi.
Mengapa tak engkau kasihani diri ini guna sekejap bersua disini. dalam pengap lelah suaraku mencabik isi langit meronta memikul tanya "tuhaaaaannnnn jika cintaku pada layla terlarang,mengapa kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku yg malang?"
Kau yg takut pada langit yang hitam legam, bertalu suara halilintar, dan suara anjing yang mengonggong tengah malam sontak membawamu menggigil namaku. layla hanya ada dua tempat bertanya pertama Tuhan & kedua hati dari hidup sampai mati, jangan kau bayang tanya pada kesalahanku yang lama. selamanya kau adalah sinonim dari rindu yang kurasa setiap hari menjelma. setelah hari kepergian ke sinilah kasih, aku ingin menghabiskan waktu berbicara tentang harapku penantian, sebab tubuh tak mampu lagi menopang kesedihan dan berlayar seharian. pergantian musim serta tahun Mengingatkanku pada indahnya kenangan sendirian kurayakan.tubuhmu berjarak sekat kupandangi lekat lekat mengikat pekat lalu tersesat terguncang dengan habat jantung ku berdetak lambat. dalam matamu yg bulat puncak rinduku tersemat lalu kalah tersengat, apakah takdir kisah ini telah lama tamat ? apakah kita sudah menjadi antonim kata yang tak mungkin melahirkan takdir bersama ? engkau tertawa di dunia barumu sedang aku tersiksa dalam penantian lama, oh baginikah rasanya cinta seutuh jiwa ? aku berupaya membunuh takdir yg sedang tak kukehendaki namun apalah daya Setiap jalan untuk menghindari takdir adalah jalan menuju takdir itu sendiri. Takdir menghukumku mencintai satu manusia yang direkayasa jarak, waktu, temu, ruang dan tunggu.
Bila kita mencintai seseorang ia tak akan pernah mati, ia hanya berganti bentuk, menjadi kenangan, menjadi semangat, atau menjadi kebijaksanaan. Mungkin yang harus dilakukan bukan lah belajar hidup tanpa orang yg meninggalkan kita namun belajar hidup dengan cinta yg mereka tinggalkan".
Umar Bin Khattab berkata -Apa yg melewatkan ku tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yg di takdirkan untuk ku tidak akan pernah melewatkan ku-
Sujiwo Tejo secara eksplisit berujar -Setiap jalan untuk menghindari Takdir adalah jalan menuju Takdir itu sendiri-
Fokus lah untuk memperbaiki diri dan terus mengembangkan potensi karna cinta yg pantas dengan pertemuan yang membekas tercipta dari sutradara semesta untuk pelakon berkualitas.
Alkisah seseorang yang terdampar di sebuah pulau yang jauh dari keramaian dengan kapal yg hancur tak bersisa singkat nya ia tidak bisa meminta pertolongan dan pulang, akhirnya dalam beberapa lama ia tinggal di pulau tersebut dengan memakan yang ada di alam seadanya lalu membuat pondokan kecil guna terhindar dari terik dan hujan. Akhirnya keputusasaan menghampiri dengan amarah yg buncah ia membakar pondokan tersebut serta teriak memaki Tuhan. Namun asap yang kian meninggi menyapa helikopter yang kebetulan melintas, menarik perhatian awak pesawat.ketika mendarat ternyata ada seseorang yang sudah bertubuh ringkih dan menggelayut keputusasaan dan amarah di wajah nya namun semua sirna ketika ia sudah di dalam helikopter tersebut.
Esensi dari cerita singkat di atas "terkadang sesuatu yg kita anggap buruk dan berasumsi Tuhan berpihak dengan kesengsaraan yang sedang kita jalani adalah sebuah jalan menuju kebahagiaan itu sendiri, Tuhan Maha Baik biarkan ia yang berbisik"
Menarilah seakan-akan tidak ada orang yang memperhatikan, menyanyilah seakan-akan tidak ada orang yang mendengarkan, mencintailah seakan-akan kita tidak pernah terluka dan hiduplah seakan-akan surga ada di bumi. jadilah saya yang terlalu banyak luka namun berpura pura, kata seakan-akan adalah nyanyian lupa berpura untuk rasa guna tak ada yang mengenalinya. engkau anggap apa saya dan setumpuk luka ? tak bisakah engkau percaya bahwa saya dalam dunia entah berantah bersekat gila. menunggu hujan di tengah kemarau panjang, berharap air pada padang pasir yang tandus terbentang, dan saya adalah kota yg gersang, jalanya semak dan tumbuh banyak ilalang, usang rindu yang tak kau ulang hingga hilang kata lekang.
Asingkah kata kita ? bukankah kata kita yang selalu engkau sebut dalam percakapan sederhana saat engkau dan aku masih di massa silam yang sudah berganti lama. bagimu di teras hatimu aku adalah hama. mungkin karna itu aku terusir dari kota menuju dunia entah berantah. bila engkau bertanya mengapa dirimu yang mesti kucintai ? sama saja seperti kau bertanya mengapa Tuhan menciptakan semesta dan manusia dihadiahi mata. mengapa aku masih menanti ? Karna kau yang kucintai karna hati. kau kepunyaanku dlm puisi, sajak, sastra dalam kata.
Definisi ruang bagiku adalah sebuah bangunan tanpa jendela dan tanpa pintu, ruang itulah yang memenjarakan kelam dan cahaya serta merayap nya rindu disana bagiku engkau hidup selamanya kendati paripurna wajahmu sirna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar