Senin, 01 Mei 2023

SEBUAH EPILOG RASA DENGAN PROLOG LARA

    Malam itu aku dicumbu oleh hujan yang dimulai rintik perlahan dengan senja dalam mendung yang menggumpal kelam. dunia tak ramai namun angin lirih gemulai membawa dingin lambai melambai dan aku terkurung dalam ilusi yang tak usai. sekitarku tak ramai namun mengapa rinduku yang tumbuh permai. aku ingin menggigil namun mengapa namamu dan rindu yang terpanggil. aku menemui hujan agar keluhku dibasuh oleh utuh, rintiknya menyibak hati yg terbunuh. engkau tak lekang hanya hariku yang gersang, rindu dan hujan kupeluk dalam kejauhan, wajahmu kubawa perlahan di jalan penantian. tak berapa jauh dari tempat aku berdiri adalah tempat dimana kita menikmati lembayung senja dengan tawa, dan menghabiskan nasi dan lauk yang engkau bawa seraya menghabiskanya berdua. 

Ingatkah kau saat itu kita tak beranjak sebelum senja tenggelam dan ia menatap ke arah kita lalu merekam. sore ini aku kembali di tempat yang sama tanpa senja merah jingga, tanpa sinar runtuh menerpa danaunya namun masih tersisa kita berdua dalam kenangan dan bayang yang tak sempurna. kapan kita bisa makan berdua dengan masakan yang engkau bawa dan tempat yang sederhana seperti kebiasaan kita yg telah menjelma lupa. apa kabar wanita sederhana yg usil mu membawa tawa ? nyatanya rasaku masih sama. kutuliskan kamu dan aku seolah cerita fiksi guna tak ada luka dan penantian yang terlihat nyata,walau semua benar adanya. apakah ada kamu dan aku dalam dunia nyata? Kugantung dalam tanya walau mesti menunggu lama aku masih sama, mencintai wanita sederhana dengan membawa masakanya yang terasa sempurna duduk berdua.


Aku lupa kapan terakhir engkau tersenyum mengarahkanya pada mataku, aku lupa kapan terakhir engkau berucap rindu saat kita sedang berdua, mungkin karna kita terlampau lama dalam kejauhan, terlampau lama menimang-nimang kekesalan, dan memikul rindu tak berkesudahan serta amarah dalam lisan. perpisahan ternyata menyapa begitu saja menghapus jejak tanpa tunggu dalam kata, seketika aku percaya bahwa kehidupan aku dan kamu dalam rasa hanya sekumpulan mengapa, mengapa, dan mengapa. Tahukah kau aku punya banyak cerita yang pasti ingin kau dengar, tentang rumah kecil sederhana yang berisi tawa kita di dalamnya dan kini aku menyadari bahwa kesempatan sempurna tertelan.tak bisakah engkau menyebut berapa purnama lagi aku harus menunggu dalam bingkai ragu dan rasa belenggu cintamu yang semu ? Dalam ruang tunggu kucuri senyumu dan kubawa ke dalam potongan potongan mimpiku, dan rindu terekat dalam hati, kau kucintai. 

ketika nanti cahaya dalam perjalanan ku padam bersama dengan setiap jumawa rindu, usaplah doa lama yang tersimpan dalam lampu yang kita percayai ajaib, meskipun kini kadang raib menjelma diamnya dalam Magrib, berharap tertib dalam gerak, mengimani yang nyata maupun yang gaib. aku percaya hidup berjalan sesuai anonim pola karna seusai ditempa dari beberapa panas kehendak aku semakin bermandikan percaya bahwa yang buruk adalah bagian murni dari setengah diri. 

kita adalah sepasang mata yang tak bosan saling memandang dengan sejuta percakapan gila didalam tawa. itulah alasan aku tak menaruh doa dilangit hanya nyaring di bawah tanah, semedi sambil pegang kemudi harap takdir pulang ke asal.rumah,hati, dan mitos mencari puing puing rusuk hawa. 

akhir melengkung indah tatap titik tiba indah matanya, semesta kupeluk atas nama cinta tanpa kata kata, rasa, dan rahasia, kau adalah kepunyaanku dalam sastra.bila ada yang datang menawarkan hati, berjanji puitis nyaman yakinlah anyaman ini lebih berharga dari harga mereka berprasangka. kita adalah kata yang dipercaya saling menggenapi,memayungi luka,memetik angin untuk badai badai nanti. sumpah aku mencintai tiap sifat dalam DNA mu. kita tidak tau esok apa yang terjadi maka rantaulah ke batinku selama engkau masih tersenyum duniaku baik baik saja.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leiden is Lijden: Minggat Adalah Jalan Perjuangan

Saya menyukai film yang bertemakan atau berlatar peperangan. Salah satu judul film peperangan yang saya tonton lebih dari tiga kali berjudul...