Dahulu di masa orde baru saat seluruh percakapan, sikap, dan pikiran rakyat ditunggangi oleh dinasti kita terkungkung oleh kehendak kekuasaan, dari masa ke masa terjadi perubahan besar besaran baik dalam sistem perpolitikan bangsa, pengendalian ekonomi negara, dan sistem Demokrasinya. Saat itu kendati seluruh persoalan menghinggapi batang tubuh Indonesia namun tampaknya dalam Khazanah cerita masyarakat kala itu cukup cerdas dan berani menyuarakan. Kekuasaan yang otoriter tertikam oleh banyak suara, Para aktivis merangkai rencana dengan seduhan kopi dan sehelai rokok di tangan berdiam di pinggir jalan, hangat dalam diskusi diskusi. Lalu apakah hari ini masih seperti itu? Hari ini saya hendak Membicarakan prihal pendidikan seks dan pembicaraan Tuhan. 2 hal ini adalah percakapan percakapan yang sangat sukar mencuat di dalam Diskusi diskusi khalayak ramai. Karna di asumsikan menjadi percakapan yang tabu, dan percakapan ini hanya diisi oleh mereka yang sudah berumur, atau yang sudah berkeluarga. Padahal Pendidikan seks atau percakapan tentang Tuhan itu tidak selalu berbicara yang bersifat intim, atau hal hal yang bersifat pornografi. Namun yang di maksud dengan pendidikan seks adalah saat kita mengenal bagaimana menjaga produktivitas dari reproduksi, atau merawat ovum, dan masih banyak lagi. Namun jika itu didengar oleh khalayak ramai dan ditempat umum maka kita di anggap manusia kotor, dan tidak berpendidikan. Sama hal nya saat kita berbicara prihal Tuhan jika persepsi kita tidak sesuai dengan persepsi pada lumrah nya maka kita di anggap sesat dan menyimpang. Padahal di dalakm al Quran banyak sekali yang membahas tentang dirinya dan jika di tilik dari tafsir misbah, Ibnu Katsir, dan tafsir lainya kita akan di bawa ke dalam Konsep yang berbeda di dalam Satu ayat yang sama, hadist pun banyak perawi perawi dan sanad sanad nya lalu mengapa kita menganggap mereka menyimpang saat mereka berbeda?, Dalam Al Quran ada 1 hal yang sangat rinci diulas padahal sifat dari al Quran adalah bayanul mujmal (ulasan yang umum) namun 1 hal ini sangat terperinci. Ia adalah tentang awal penciptaan manusia (bukankah ini prihal biologis atau kata populer nya adalah seks).
Ini lah kelemahan negara kita, bangsa yang katanya sudah merdeka dan bertaut pada bineka tunggal ika namun risih saat berbeda. Lalu mengapa mengaku manusia pancasila? Sehingga dalam laman ini saya mencoba untuk mengulas habis habisan tentang pendidikan seks dan prihal Tuhan yang sampai hari ini sangat takut di bicarakan oleh masyarakat kita padahal yang kita bahas bukanlah prihal intim nya namun pendidikan nya dan pengetahuan di luar hal tersebut, membicarakan Tuhan pun kita gagap gempita karna khawatir di katakan menyimpang atau serang membuka agama baru. Hahaha...
Banyak lah membaca, tingkatkan penalaran saudara dengan menelan banyak buku dan mengekplorisasi wawasan wawasan lainya agar tak terkungkung di dalam tempurung agar bisa melihat sudut pandang yang berbeda namun dengan referensi yang mendukung.
Buku yang ditulis oleh eka kurniawan berjudul seperti dendam rindu harus dibayar tuntas. Buku ini mengisahkan tentang perseteruan prihal keluarga namun beraroma vulgar namun sangat sastrawi jadi kalimat sastrawi nya dalam diksi diksi biologis. Dan di buku ini dicekal saat publish di Indonesia namun sangat terkenal di luar negeri bukan karna di luar negeri liberal atau apalah namun diapresiasi karna tingkat sastrawi nya yang tinggi. Namun di cerca oleh masyarakat pribumi padahal itu karya terbaik persembahan anak bangsa yang menuai pujian dri internasional. Namun itu lah Indonesia. Kita selalu memvonis buruk sesuatu yang tak lumrah, namun sejatinya itu sangat positive untuk kita.
fenomena ketakutan masyarakat berbicara prihal seks dan tuhan adalah suatu bentuk kemunduran berfikir abad ini, sehingga wajar saja segenap lapisan-lapisan yang ada di bangsa Indonesia kian merosot dalam berbagai aspek karna paradigma dan keyakinan yang tidak boleh diganggu padahal kita mengetahui bahwa tuhan maha asyik dan mungkin saja tuhan sedang tertawa bangga dengan pembahasan dam pemikiran jenaka dari hamba nya yang sedang membicarakanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar